BN Online, Makassar–Wakil Walikota Makassar Fatmawati Rusdi (Wawali Fatma) mengatakan pemerintah telah memulai Pembelajaran Tatap Muka (PTM) tingkat SMPN di Makassar. Simulasi penerapan serentak pada beberapa sekolah.
Khusus di UPT SPF SMPN 15 Makassar, Wawali Fatma meninjau langsung pelaksanaan simulasinya, Senin (4/10/21). “Hari ini kami meninjau, kita lihat semua berjalan dengan baik. Tapi saya lihat harus tambah satu meja lagi buat antigen para siswa agar tidak bertumpuk,” ucapnya.
Tak hanya itu, ke depannya Fatma akan melakukan evaluasi secara day to day atau setiap hari.
Langkah evaluasi lanjut Wawali Fatma untuk mengetahui kendala-kendala di lapangan.
Lebih lanjut ia mengatakan penerapan simulasi kali ini, di dua sekolah setiap kecamatan. Penerapan simulai mencakup sekolah swasta dan negeri, selama 3 jam pelajaran.
Jadi pertemuannya itu seminggu dua kali di setiap angkatan, masing-masing 3 jam pelajaran. Jika tidak ada kendala, bisa saja semua sekolah negeri dan swasta dapat menerapkan PTM terbatas,” jelasnya.
Ia juga mengatakan, pemerintah melakukan pengawasan ketat terhadap sekolah-sekolah yang melaksanakan simulasi PTM. Pengawasan lanjut dia untuk menghindari terjadinya kesalahan yang dapat menimbulkan klaster baru.
Namun Fatma menegaskan proses pembelajaran harus tetap berjalan demi masa depan generasi pelanjut pembangunan.
Untuk para siswa sendiri sudah mengikuti proses PTM telah divaksinasi, kecuali bagi mereka yang umurnya belum 12 Tahun. “Jadi sudah vaksin kita juga antigen setiap siswa. Saya harap ini berjalan dengan lancar dan saya imbau untuk tetap menjalankan protokol kesehatan,” harap Fatma.
Pertemuan Terbatas
Pembelajaran tatap muka terbatas tetap menerapkan protokol kesehatan ketat. Kebijakan itu tak hanya bagi pelejer, juga tingkat pendidikan tinggi.
Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim baru bari ini menegaskan berhasil tidaknya pendidikan tatap muka tergantung pada kedisiplinan penerapan portokol kesehatan.
Karena itu, Nadiem memberi opsi sekolah di wilayah PPKM level satu sampai tiga untuk segera menerapkan pembelajaran tatap muka terbatas. Sementara daerah di level empat, masih harus belajar dari jarak jauh. (*)