Wakil Ketua DPRD Makassar Soroti Anak Anak TPA Antang

BN ONLINE MAKASSAR–Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) kota Makassar Hamzah Hamid menyoroti kondisi anak-anak di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Antang. Khususnya pada kondisi kesehatan dan pendidikan anak-anak di sana.

“Saya rasa mereka belum mendapat perhatian lebih dari pemerintah, pemerintah tidak hanya memberikan program tapi harus betul-betul turun ke lapangan memberikan sosialisasi, pendekatan dan mengawal anak serta orang untuk aktif mengikuti program,” ujar Hamzah kepada harian.news, Senin (11/12/2023).

Menurutnya, jika hanya memberikan program dan beberapa sosialisasi tidak akan merubah kondisi masyarakat di TPA Antang, pasalnya ada beberapa anak justru mengikuti jejak orang tuanya menjadi pemulung ketimbang ke sekolah,

“Saya rasa pemkot sudah banyak memberikan beasiswa, tetap saja perlu perhatian serius karena jika kita biarkan begitu saja maka mereka akan mengikuti jejak orang tuanya pekerja pemulung,”

Selain pendidikan, Pemkot juga perlu memberikan jaminan kesehatan untuk anak-anak yang tinggal dan bekerja di sektor informal limbah elektronik, sebab telah mengancam kesehatan dan keselamatan anak-anak.

Rentan Terjangkit Penyakit dari Limbah

“Pemkot perlu memberikan jaminan kesehatan selain pendidikan, anak-anak yang tinggal di TPA lebih rentan terjangkit penyakit dari limbah,” lanjut Hamzah.

Tidak jarang anak-anak pemulung juga terlibat dalam proses pemilahan yang tidak aman, misalnya, membakar plastik secara terbuka hingga membongkar komponen papan sirkuit dengan cara yang tidak aman.

Kondisi tersebut diperparah dengan tidak dilengkapinya mereka dengan peralatan keselamatan yang tepat sehingga dapat mengekspos diri mereka terhadap bahaya keselamatan dan kesehatan.

“Mereka perlu disalurkan makanan yang bernutrisi dan bergizi tinggi agar memiliki kekebalan tubuh untuk melawan penyakit,” tegas Hamzah.

Diperlukan Partisipasi Aktif Orang tua

Hamzah juga berharap, orang tua harus ikut berpartisipasi aktif dalam program yang telah dilakukan Pemkot Makassar terkait pendidikan dan kesehatan,

“Karena sebanyak apa pun program yang diberikan kalau orang tuanya justru menyuruh anaknya menjadi pemulung ya tetap sulit, harus sama-sama memberikan support untuk anak-anak kita,” pungkasnya(**)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *