BN ONLINE MAKASSAR – Cuaca ekstrem dengan suhu panas beberapa hari terakhir ini di wilayah Kota Makassar di atas 32°C.
Berdasarkan pantauan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), suhu harian di Kota Makassar bisa mencapai hingga 37°C.
Cuasa terik panas matahari ini akan dirasakan masyarakat Makassar hingga Oktober mendatang. Kondisi ini akan dialami hingga terjadi musim peralihan ke musim hujan yang biasa terjadi pada November mendatang.
Kondisi saat ini perlu untuk kita waspadai, tidak hanya dampak kekeringan dialami sebagian masyarakat di wilayah utara Makassar, terapi kondisi tubuh juga rentan mengalami masalah kesehatan seperti dehidrasi, Heat Stroke dan gangguan kesehatan lainnya.
Karenanya, Kepala Dinas Kesehatan (Dinskes) Makassar, dr Nursaidah Sirajuddin memberikan tips untuk menghadapi cuaca ekstrem musim panas yang saat ini dihadapi masyarakat.
Pertama, masyarakat perlu mengurangi aktivitas di luar ruangan. Kedua, segera lakukan pemeriksaan ke fasilitas kesehatan terdekat apabila mengalami gejala penyakit akibat cuaca panas, agar bisa segera mendapatkan penanganan sedini mungkin.
Ketiga, memperbanyak konsumsi air putih dan mengomsumsi sayur dan buah agar terhindar dari dehidrasi akibat cuaca panas. Keempat istirahat yang cukup.
“Perbanyak konsumsi air putih, banyak makan sayur dan buah. Lalu Istirahat yang cukup, usahakan tidur malam jangan lewat pukul 22.00,” kata dr Ida sapaanya.
Terakhir, masyarakat diimbau untuk melakukan olahraga ringan. Minimal melakukan olahraga jalan kaki biar tetap bugar menjalankan aktifitas sehari hari.
“Olahraga ringan yang teratur, minimal 3 kali dalam seminggu jalan kaki selama 30-45 menit,” imbuhnya.
Sementara, terkait kondisi kemarau yang mengakibatkan kurangnya debit air bersih di beberapa wilayah di Makassar.
Saat ini, kata Hendra, Makassar masih dalam kategori belum menghkhawatirkan. Berdasarkan laporan warga, sudah ada beberapa wilayah mengalami kekurangan debit air bersih, namun masih dapat diatasi oleh Perumda Air Minum (PDAM) Makassar.
“Kami menerima beberapa laporan terkait dengan berkurangnya debit air bersih di beberapa wilayah, namun sebagian besar itu masih berstatus pelanggan PDAM. Adapun beberapa yang bukan pelanggan PDAM kami mesih mendata,” ujarnya kepada Herald Sulsel, Sabtu, 21 September 2024.
Untuk kondisi saat ini, pihak BPBD Makassar masih mengajukan penetapan status siaga darurat ke Bagian Hukum Sekretariat Daerah Pemkot Makassar.
“Karena sudah ada indikasi atau beberapa tempat yang sudah mengalami kekurangan air bersih, dan diakui juga juga oleh pdam. Maka kami mengajukan siaga darurat, ini masih diproses dibagian hukum, kalau sudah diproses oleh bagian hukum kami akan melakukan siaga darurat. Biasanya kalau siaga darurat tidak lama akan dinaikkan jadi status tanggap darurat,” katanya.
Ketika telah ditetapkan siaga darurat bencana kekeringan, maka BPBD Makassar akan menurukan tim, berkolaborasi dengan sejumlah stakeholder untuk menyalurkan air bersih ke beberapa wilayah terdampak.
“Kesiapan kita masih seperti tahun lalu, Kami masih menyimpan peralatan untuk digunakan. Begitu statusnya tanggap darurat oleh bapak wali kota, kita sudah menggerakkan semua armada dari kecamatan, menempatkan tandon, memetakan wilayah, distribusi air dan membagi tim,” jelas Hendra.
Seperti tahun lalu, Pemkot Makassar menyiagakan sebanyak 30 mobil damkar dengan kapasitan tanki 4000 liter untuk mendistribusikan air bersih ke masyarakat terdampak.
Hendra menyebut bahwa, berdasarkan prediksi BMKG per akhir September curah hujan akan mulai turun, namun masih dibawah normal. Di awal bulan Oktober curah hujan mulai lebat. (*)