BN Online Makassar,– Suasana senja di Anjungan Pantai Losari menjadi lebih istimewa ketika Wakil Wali Kota Makassar, Aliyah Mustika Ilham, menyambut Wakil Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Giring Ganesha, dalam kegiatan Phinisi Sailing dan ramah tamah budaya yang penuh kehangatan dan semangat kolaborasi.
Kegiatan yang digelar di atas Kapal Phinisi ini menjadi simbol harmonisasi antara budaya lokal dan dukungan pemerintah pusat. Kapal legendaris warisan masyarakat Sulawesi Selatan itu berlabuh megah di tepi Pantai Losari, menjadi panggung bagi pertemuan penting para tokoh budaya dan pejabat pemerintahan.
Aliyah Mustika Ilham hadir didampingi oleh Pj. Sekretaris Daerah Kota Makassar, Nielma Palamba, serta jajaran pejabat Pemkot Makassar yang menunjukkan komitmen kuat terhadap pelestarian budaya. Acara ini juga menjadi bagian dari diplomasi budaya yang semakin diperkuat antara pusat dan daerah.
Dalam sambutannya, Aliyah menyampaikan rasa terima kasih atas kehadiran Wakil Menteri Kebudayaan RI. Ia berharap momen ini menjadi awal dari kolaborasi berkelanjutan untuk mempromosikan kekayaan budaya Makassar di tingkat nasional bahkan internasional.
“Kami berharap pertemuan ini dapat menjadi langkah nyata dalam memperkenalkan budaya Makassar tidak hanya di tingkat nasional, tetapi juga di kancah internasional,” tutur Aliyah.
Suasana kapal semakin semarak dengan suguhan kuliner khas Makassar seperti Coto, Pallubasa, dan Es Pisang Ijo. Iringan musik dari band lokal pun menambah kehangatan sore itu. Tidak disangka, Giring Ganesha turut naik panggung dan menyumbangkan suara emasnya, menghibur seluruh tamu dengan lagu-lagu populer.
Giring yang dikenal publik sebagai musisi dan kini menjabat sebagai Wakil Menteri Kebudayaan RI tampak akrab berinteraksi dengan para hadirin, menunjukkan bahwa sinergi budaya bisa dibangun lewat pendekatan yang hangat dan merakyat.
Kegiatan ini selaras dengan visi Pemerintah Kota Makassar yang mengedepankan pembangunan unggul, inklusif, aman, dan berkelanjutan. Menurut Aliyah, promosi budaya harus menjadi bagian tak terpisahkan dari strategi pembangunan kota.
“Makassar adalah kota yang kaya budaya. Kami ingin membangun ruang budaya yang inklusif dan aman, di mana anak muda bisa mengenal dan mencintai identitas mereka,” ujar Aliyah penuh semangat.
Ia menambahkan, pelestarian budaya bukan sekadar kegiatan seremonial, tetapi harus menjadi gerakan bersama yang melibatkan semua elemen masyarakat, termasuk generasi muda dan pelaku seni lokal.
Pemerintah Kota Makassar pun terus mendorong partisipasi masyarakat dalam agenda budaya, sebagai upaya strategis membangun identitas kota yang kuat dan berdaya saing global.
Kehadiran pejabat pusat dalam kegiatan ini memberikan sinyal positif bagi keberlanjutan program-program kebudayaan di Makassar. Aliyah berharap dukungan ini bisa mempercepat realisasi ruang-ruang budaya kreatif dan inovatif di kota ini.
“Budaya kita harus hidup, berkembang, dan diwariskan. Untuk itu dibutuhkan dukungan lintas sektor, termasuk dari pemerintah pusat,” tambahnya.
Turut hadir dalam kegiatan ini sejumlah tokoh penting seperti Yayuk Sri Budi Rahayu, Direktur Pemberdayaan Nilai Budaya dan Fasilitasi Kekayaan Intelektual, serta Indira Estiyantin Nurjadin, Direktur Eksekutif Badan Pengelola Usaha MCB.
Hadir pula Muhammad Ikbal, Kepala Bagian Umum MCB, Sintariyo Danuhadiningrat, Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XIX, dan Rosdyana, Kasubbag Umum Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XIX.
Antusiasme dari para pemerhati budaya di Kota Makassar yang turut hadir juga memperlihatkan bahwa sinergi pusat-daerah dalam bidang budaya mendapat sambutan luas dari masyarakat.
Acara ini diharapkan menjadi momentum awal dalam membangun ekosistem kebudayaan yang dinamis, progresif, dan mampu membawa Makassar sebagai pusat budaya maritim Indonesia di masa depan.
Dony*