BN Online, Jakarta– Presiden Prabowo Subianto menaruh perhatian besar pada peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia, khususnya di sektor kesehatan. Dalam gerakan terbarunya, pemerintah akan memperkuat penanganan Tuberkulosis (TBC) melalui program kader kesehatan yang bertugas mendampingi pasien hingga sembuh. Langkah ini diharapkan menjadi jawaban atas harapan masyarakat untuk hidup sehat dan saling menjaga.
Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi, menjelaskan bahwa pemerintah kini turun tangan langsung mengatasi masalah TBC dengan melibatkan kader-kader terlatih. “Saat ini negara hadir melalui kader-kader Tumpas TBC. Mereka akan aktif menemukan pasien, memastikan pengobatan berjalan hingga tuntas, dan mendampingi agar tidak ada pasien yang merasa sendiri atau putus obat,” ujarnya dalam keterangan resmi, Selasa (13/5/25).
Program ini dirancang untuk mengatasi tingginya angka putus pengobatan TBC, yang selama ini menjadi penyebab kekambuhan dan resistensi obat. Kader kesehatan akan melakukan pendekatan proaktif, mulai dari skrining di komunitas, pendataan, hingga memantau konsistensi pengobatan pasien. “Kami tidak ingin ada lagi warga yang berjuang sendirian melawan TBC. Pendampingan ini adalah bentuk nyata kehadiran negara,” tegas Hasan.
Pemerintah berharap gerakan ini mampu menekan angka prevalensi TBC di Indonesia, yang masih termasuk tinggi di tingkat global. “Target kami, dalam 5 tahun ke depan, Indonesia bisa bebas dari ancaman TBC sebagai penyakit menular mematikan,” tambah Hasan.
Tak hanya fokus pada TBC, Presiden Prabowo juga mendorong penguatan sistem kesehatan primer, termasuk peningkatan kualitas layanan puskesmas dan distribusi tenaga kesehatan merata ke daerah tertinggal. “Ini bagian dari komitmen besar kami untuk membangun SDM unggul. Kesehatan adalah fondasi utama,” ucapnya.
Hasan Nasbi menambahkan, program pendampingan pasien TBC akan diintegrasikan dengan inisiatif pembangunan infrastruktur kesehatan, seperti pembangunan rumah sakit khusus infeksi dan pengadaan alat diagnostik modern. “Kami ingin seluruh lapisan masyarakat, terutama di daerah terpencil, merasakan keadilan dalam akses kesehatan,” sambungnya.
Data Kementerian Kesehatan mencatat, pada 2024, terdapat sekitar 800 ribu kasus TBC di Indonesia, dengan 140 ribu di antaranya belum terdiagnosis. Penyakit ini juga menjadi penyebab kematian tertinggi ketiga setelah penyakit jantung dan stroke.
“Kolaborasi dengan tokoh masyarakat, ormas, dan pihak swasta akan terus kami optimalkan. Ini bukan hanya tugas pemerintah, tetapi gerakan bersama untuk masa depan Indonesia yang lebih sehat,” pungkas Hasan.
Dengan langkah strategis ini, pemerintah berupaya mewujudkan visi Presiden Prabowo dalam membangun generasi sehat sebagai modal kemajuan bangsa. Masyarakat pun menyambut positif, berharap program tersebut mampu mengubah wajah kesehatan Indonesia secara menyeluruh.