BN Online, Makassar–– Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, menegaskan pentingnya kehadiran pemerintah dalam mendukung Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dijalankan oleh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di wilayah Rappocini 02.
Munafri menegaskan, program MBG ini sebagai langkah strategis dalam Pemerintah dalam membangun masa depan generasi muda Indonesia.
“Kami terus memberikan dukungan dan kolaborasi. MBG bukan sekadar program makan bergizi, ini adalah bagian dari cita-cita besar memberikan asupan bagi usia dini menuju Indonesia Emas,” tegas Munafri saat meninjau salah satu dapur MBG yang dikelola Yayasan Prabu Jaya Berkarya Nusantara, di Jl. Andi Djemma Makassar, Senin (2/6/2025).
Menurutnya, intervensi pemenuhan gizi sejak dini, khususnya mulai dari tingkat Sekolah Dasar (SD), sangat penting untuk memastikan anak-anak mendapatkan asupan gizi yang cukup demi tumbuh kembang optimal.
Ia menekankan bahwa program ini tidak hanya berdampak pada aspek kesehatan anak, tetapi juga menciptakan peluang kerja dan memberdayakan masyarakat.
“Program ini melibatkan banyak pihak. Ada tenaga pengantar makanan, petugas survei, dan tenaga pendidik yang semua diberdayakan. Ini adalah proses pemberdayaan multidimensi yang luar biasa,” jelasnya.
Wali Kota Munafri juga menekankan pentingnya pengawasan kualitas makanan yang diberikan kepada anak-anak, agar benar-benar memenuhi standar gizi yang dibutuhkan.
“Kami dari pemerintah meminta kepada seluruh satuan SPPG untuk mengontrol kualitas makanan yang disiapkan di dapur-dapur ini. Karena anak-anak ini adalah generasi masa depan yang harus kita persiapkan dengan baik,” imbuh Appi.
Ia berharap seluruh dapur MBG dapat beroperasi secara maksimal dan berkelanjutan sebagai bagian dari komitmen pemerintah dalam menciptakan generasi yang sehat, cerdas, dan tangguh.
Munafri Arifuddin, atau yang akrab disapa Pak Appi, menyampaikan apresiasi terhadap beroperasinya dapur Program Makan Bergizi Gratis (MBG) ke-9 di Kota Makassar. Ia menegaskan bahwa seluruh tahapan verifikasi gizi telah dijalankan sesuai standar yang ditetapkan oleh Badan Gizi Nasional.
“Ketika dapur ini sudah mampu melakukan distribusi (delivery), artinya sudah melalui tahapan-tahapan yang dipersyaratkan. Kami berharap proses ini benar-benar bisa memenuhi kebutuhan anak-anak sesuai ketentuan Badan Gizi Nasional,” tutur Munafri.
Pada tahap awal, program ini menjangkau SMA Negeri 2 dan SMP Negeri 3 Makassar, dan saat ini tengah diajukan untuk diperluas ke SD Pertiwi dan TK Pertiwi. Menurut Munafri, program MBG bukan hanya menyasar pemenuhan gizi anak, tetapi juga membuka peluang pemberdayaan ekonomi lokal.
“Program ini juga harus berdampak pada tenaga kerja dan bisa memaksimalkan pembelian bahan baku dari wilayah lokal Kota Makassar. Ini akan membantu penjual sayur dan pelaku UMKM kita,” jelasnya.
Ia juga menekankan pentingnya pengawasan terhadap kualitas bahan baku agar makanan yang sampai ke anak-anak tetap aman, segar, dan sesuai dengan selera mereka.
Ke depan, kontrol bahan bakunya harus benar-benar dijaga. Makanan harus siap saji dan disukai anak-anak, karena bukan hanya bergizi tapi juga harus menarik.
“Terkait menu makanan yang disiapkan, kita harapkan memastikan bahwa seluruh komponen gizi terpenuhi. Ada karbohidrat, protein, sayur, buah, dan susu. Semua sudah diverifikasi dan disesuaikan dengan standar yang berlaku,” harapnya.
Program MBG di Makassar kini terus dikembangkan dengan melibatkan dapur-dapur komunitas dan institusi lokal, serta diharapkan menjadi model pemberdayaan gizi dan ekonomi masyarakat berbasis sekolah di Indonesia.
Kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Rappocini 2, Marcella Cindy Leonyta, menyampaikan bahwa hingga saat ini, Program Makan Bergizi Gratis (MBG) telah menjangkau sekitar 15.000 siswa di Kota Makassar.
Program ini menyasar berbagai jenjang pendidikan, mulai dari PAUD, SD, hingga SMP, dan telah tersebar di sekitar 200 sekolah.
“Jumlah penerima manfaat saat ini kurang lebih 15.000 siswa. Sekolah yang terlibat juga sudah sekitar 200, mulai dari tingkat PAUD, SD, sampai SMP,” ujar Marcella.
Untuk Dapur MBG di Rappocini 2, Marcella menjelaskan bahwa titik layanan ini secara khusus melayani dua sekolah, yakni SMP Negeri 3 Makassar dan SMA Negeri 2 Makassar, karena keterbatasan kapasitas.
Satu dapur hanya mampu mengakomodasi sekitar 3.500 siswa, sesuai dengan perhitungan radius jangkauan layanan sekitar 300 meter dari lokasi dapur.
“Dapur ini hanya meng-cover dua sekolah, karena kapasitasnya memang maksimal 3.500 penerima manfaat di satu titik. Kalau radius 300 meter dari dapur sudah mencukupi, maka tidak perlu menjangkau sekolah lain,” jelasnya.
Marcella juga menginformasikan bahwa dapur ini merupakan titik ke-10 dari seluruh dapur MBG yang telah beroperasi di Kota Makassar.
Untuk pengembangan ke depan, dapur-dapur MBG baru sedang dalam proses pembentukan di kecamatan Tamalate dan Biringkanaya.
“Saat ini dapur ini merupakan titik ke-10. Yang sedang dalam proses sekarang ada di Tamalate dan Biringkanaya,” imbuhnya.
Terkait jumlah target penerima manfaat secara keseluruhan, Marcella menyebut tidak ada angka pasti yang ditetapkan untuk tahun ini. Namun, ia memastikan bahwa pemerintah berkomitmen untuk mempercepat distribusi manfaat ke seluruh siswa yang membutuhkan.
“Tidak ada target pasti tahun ini, tapi Insya Allah semua dipenuhi secepatnya. Harapannya, seluruh siswa bisa segera menerima manfaat,” pungkasnya.
Program MBG yang dikelola oleh Yayasan Prabu Jaya Berkarya Nusantara, ini terus diperluas sebagai bagian dari strategi pemenuhan gizi dan pemberdayaan masyarakat di Kota Makassar.