BN Online, Makassar – Prestasi membanggakan kembali diraih oleh dunia pendidikan Kota Makassar. Inovasi KE BENGKEL (Kelas Benahi Kesulitan Belajar Siswa) milik UPT SPF SMPN 22 Makassar resmi dinyatakan lolos seleksi administrasi dalam ajang bergengsi Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) Sektor Pendidikan – SINNOVIC 2025, yang diselenggarakan oleh Kementerian PANRB.
Pengumuman hasil seleksi administrasi tersebut dirilis setelah proses penilaian yang dilakukan oleh tim Kemenpan RB pada tanggal 16–20 Juni 2025. Inovasi ini menjadi salah satu yang dinyatakan memenuhi syarat administrasi di tengah banyaknya proposal yang diajukan dari seluruh Indonesia.
Kepala UPT SPF SMPN 22 Makassar, Dr. Hj. Salmah, S.Pd., M.Pd., menyampaikan rasa syukur dan bangga atas capaian ini.
“Alhamdulillah, inovasi KE BENGKEL ini adalah bentuk kepedulian kami terhadap siswa yang mengalami kesulitan belajar. Lolosnya inovasi ini di tingkat nasional tentu menjadi kebanggaan besar bagi seluruh warga sekolah,” ujarnya.
Lanjutnya, inovasi KE BENGKEL dikembangkan sebagai program strategis sekolah dalam merespons tantangan pembelajaran pascapandemi, dengan memberikan pendekatan individual, pendampingan intensif, dan strategi penguatan mental siswa.
Selain itu, program ini juga melibatkan guru pendamping, bimbingan konseling, serta dukungan dari orang tua untuk memastikan siswa yang tertinggal dalam proses belajar dapat mengejar ketertinggalannya secara optimal.
Lebih lanjut, Dr. Salmah menegaskan bahwa keberhasilan dalam seleksi administrasi ini menjadi motivasi untuk terus menyempurnakan program KE BENGKEL, agar dapat menjadi contoh praktik baik yang bisa direplikasi di sekolah lain.
Diketahui, Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) Sinnovic merupakan ajang tahunan dari Kemenpan RB yang mendorong instansi pemerintah untuk menciptakan terobosan layanan publik yang inovatif, efektif, dan berdampak langsung bagi masyarakat.
Harapannya, inovasi ini dapat terus melaju ke tahapan berikutnya dan mendapat pengakuan nasional, sekaligus menginspirasi sekolah lain untuk berinovasi dalam memberikan layanan pendidikan yang inklusif dan solutif.
Sambungnya, ia mengajak seluruh pihak untuk terus mendukung program-program inovatif di dunia pendidikan demi mewujudkan pelayanan yang adaptif dan berpihak pada kebutuhan peserta didik.
“Kami percaya, inovasi tidak harus rumit, yang penting tepat sasaran dan menyentuh langsung kebutuhan siswa. Semoga KE BENGKEL bisa menjadi salah satu model inovasi pendidikan berbasis kepedulian,” tutup Dr. Salmah.