Disdik Makassar Siapkan Pembukaan 7 SMP Negeri Baru Lewat Regrouping SD Mulai Tahun Ajaran 2026

BN Online, Makassar— Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Makassar berencana membuka tujuh Sekolah Menengah Pertama (SMP) negeri baru pada tahun ajaran 2026. Langkah ini akan dilakukan melalui skema regrouping, yaitu penggabungan beberapa Sekolah Dasar (SD) negeri yang mengalami kekurangan peserta didik.

Ketua Panitia Seleksi Peserta Didik Baru (SPMB) Disdik Makassar, Syarifuddin, menjelaskan bahwa proses pemetaan dan persiapan administrasi akan dilakukan mulai tahun ini.

“Tahun depan akan dilakukan pemetaan dan pembukaan tujuh SMP negeri baru melalui mekanisme regrouping beberapa SD negeri yang kekurangan murid,” ujarnya, Jumat (4/7/2025).

Menurutnya, pendirian sekolah baru ini akan difokuskan di kawasan padat penduduk yang saat ini memiliki keterbatasan akses ke jenjang pendidikan SMP. Beberapa wilayah yang menjadi prioritas antara lain Opu Dg Risadju (Cenderawasih), sekitar Pertamina Senggola, serta sejumlah titik lainnya yang telah teridentifikasi.

“Tujuan utama dari pendirian sekolah ini adalah untuk mengurangi beban di SMP negeri favorit yang mengalami lonjakan pendaftar setiap tahun,” jelasnya.

Syarifuddin menegaskan, pendirian sekolah baru ini tidak akan membutuhkan anggaran besar karena memanfaatkan lahan dan bangunan SD eksisting yang muridnya sedikit. Langkah ini dinilai lebih efisien dibandingkan membangun sekolah baru dari awal.

“Pendekatan ini jauh lebih cepat dan hemat, menghindari pengeluaran puluhan miliar rupiah untuk pembangunan gedung baru,” tegasnya.

Langkah ini juga merupakan respons terhadap ketimpangan distribusi pendaftar dalam SPMB SMP tahun ini. Data terkini menunjukkan beberapa SMP negeri favorit mengalami kelebihan pendaftar, sementara sekolah lainnya justru kekurangan.

Contohnya, SMP Negeri 30 telah menerima 600 pendaftar, padahal daya tampungnya hanya 356 siswa untuk 11 rombongan belajar. Sementara itu, di SMP Negeri 49 Kopa, kuota jalur domisili justru belum terpenuhi—baru 15 dari 95 kursi yang terisi. Namun, pada jalur perbatasan, terjadi kelebihan pendaftar hingga 100 orang untuk kuota enam kursi.

Dalam menghadapi ketimpangan ini, Disdik Makassar memilih untuk tidak menambah rombel di sekolah favorit, tetapi mendistribusikan siswa ke sekolah lain yang masih memiliki daya tampung.

“Misalnya, siswa yang tidak tertampung di SMP 13 bisa dialihkan ke SMP 21 yang berdekatan dan masih kekurangan tiga kelas. Begitu juga dengan SMP 23, SMP 52, dan SMP 53 sebagai sekolah penyangga,” jelasnya.

Syarifuddin juga mengimbau para orang tua untuk tidak hanya terpaku pada sekolah-sekolah favorit. Ia menjamin bahwa kualitas pendidikan di seluruh SMP negeri tetap menjadi prioritas pemerintah.

“Masih ada waktu hingga akhir masa pendaftaran. Kami pastikan seluruh siswa akan terakomodasi melalui pemerataan distribusi,” tutupnya.

Saat ini, Kota Makassar memiliki 55 SMP negeri. Berdasarkan ketentuan terbaru Permendikbudristek Nomor 3 Tahun 2025, jalur penerimaan siswa SMP meliputi domisili, afirmasi, mutasi, dan prestasi.*

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *