BN Online, Makassar— Langit senja di atas Laut Losari memancarkan keindahan yang tak biasa pada Jumat petang ini. Dalam balutan warna jingga dan semilir angin laut, sebuah momen istimewa tercipta di atas kapal pinisi. Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, bersama Wakil Wali Kota Aliyah Mustika Ilham, menjamu tamu kehormatan Menteri Agama Republik Indonesia, Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, dalam acara berbuka puasa bersama yang penuh kehangatan dan makna.
Tak hanya menjadi ajang silaturahmi, kebersamaan ini juga dirayakan sebagai bentuk syukur atas hari ulang tahun istri Menteri Agama, Ibu Helmi Halimatul Udhma. Nuansa spiritual dan kekeluargaan menyatu erat, memperkuat citra Makassar sebagai kota yang tak hanya cantik secara visual, tetapi juga kaya akan nilai dan kedalaman jiwa.
Dalam keterangannya, Wali Kota Munafri Arifuddin menyampaikan: “Saya dengan bangga dan semangat mempromosikan pesona kota kita tercinta. Inilah wajah Makassar kaya budaya, bersahabat, dan terbuka bagi siapa pun. Momen ini jadi salah satu cara kami memperkenalkan keindahan kota kepada Indonesia dan dunia.”ujarnya.
Lebih jauh, Munafri menekankan bahwa kekuatan Makassar terletak pada kemampuannya untuk menyentuh hati siapa pun yang singgah baik lewat kuliner, keramahan warganya, maupun pemandangan spiritual seperti Masjid 99 Kubah yang megah, menjadi latar ikonik acara sore itu.
Selain itu, Wakil Wali Kota Aliyah Mustika Ilham menambahkan pentingnya memperkuat identitas kota sebagai pusat peradaban maritim dan religius yang modern namun tetap berakar pada tradisi.
“Kegiatan seperti ini memperlihatkan bagaimana kita bisa menjalin relasi spiritual dan budaya dalam satu tarikan napas. Kita tidak hanya berbagi makanan, tetapi juga visi tentang Makassar sebagai rumah yang inklusif dan membumi,” ujarnya.
Oleh karena itu, Pemkot Makassar berkomitmen untuk terus menghidupkan kegiatan serupa—mengundang tokoh nasional, mempertemukan berbagai elemen masyarakat, dan menjadikan laut serta budaya lokal sebagai panggung diplomasi sosial.
Harapannya, Makassar bukan hanya dikenal sebagai gerbang Indonesia Timur, tetapi juga sebagai kota teladan dalam menjalin harmoni antara modernitas dan spiritualitas.
Sambungnya, Munafri dan Aliyah menyampaikan bahwa ke depan, program-program lintas budaya dan agama akan diperluas, menjadikan kota ini sebagai episentrum kerukunan dan inspirasi nasional.
“Di atas laut ini, kita bukan hanya melihat horizon yang indah, tetapi juga masa depan yang ingin kita capai bersama,” tutup Munafri.