BN Online, Makassar– Pemerintah Kota Makassar mulai menerapkan pendekatan baru dalam menangani anak jalanan (anjal), gelandangan dan pengemis (gepeng), serta manusia silver. Tidak lagi sekadar razia atau penertiban di jalanan, kini langkah yang diambil jauh lebih terstruktur dan berkelanjutan mengarah pada pembinaan menyeluruh agar mereka dapat kembali mandiri dan berdaya di tengah masyarakat, Jumat (25/7/2025).
Melalui kolaborasi lintas Organisasi Perangkat Daerah (OPD) bersama mitra sosial, strategi ini menyentuh akar permasalahan sosial yang selama ini belum terselesaikan hanya dengan pendekatan represif. Para anjal dan gepeng yang terjaring kini tidak langsung dilepas atau hanya diberi peringatan, melainkan diarahkan ke Liposos (Lingkungan Pondok Sosial) untuk mendapatkan pembinaan, pendampingan psikososial, hingga pelatihan keterampilan.
Menurut keterangan Dinas Sosial Kota Makassar, penanganan ini tidak bisa dijalankan sendiri. Maka, lintas pihak pun terlibat aktif mulai dari Satpol PP, Dinas Perhubungan, TNI/POLRI, hingga organisasi pemuda dan masyarakat. Sinergi ini diwujudkan melalui Posko Anjal yang kini secara rutin digelar di titik-titik rawan penyebaran anjal dan gepeng.
“Persoalan sosial bukan hanya soal ketertiban. Kita harus menyentuh sisi kemanusiaannya. Memberi uang di jalan mungkin tampak mulia, tapi justru memperpanjang ketergantungan. Kita ingin solusi jangka panjang, bukan sekadar rasa iba sesaat,” ujar salah satu perwakilan Dinas Sosial Makassar.
Diharapkan, pendekatan ini tidak hanya menurunkan jumlah anjal dan manusia silver di jalanan, tetapi juga membuka jalan baru menuju pemberdayaan yang lebih nyata. Masyarakat pun diajak untuk tidak lagi memberi uang secara langsung di jalan, melainkan mendukung upaya pemerintah melalui program-program pembinaan yang telah disiapkan.
Makassar kini tidak hanya menertibkan, tapi membina. Tidak hanya merazia, tapi merangkul. Sebuah langkah kecil dengan dampak sosial yang besar—membuka harapan baru di tengah kota.