BN Online, Makassar — Inovasi pendidikan terus menemukan bentuk terbaiknya di berbagai penjuru negeri. Di Makassar, sebuah terobosan bernama Cinta Literasi Cerita Lebih Seru atau CIRCLE mulai menggema di kalangan pelajar. Program yang digagas oleh UPT SPF SMP Negeri 15 Makassar ini bukan sekadar program literasi biasa. Ia hadir sebagai jawaban konkret atas keprihatinan mendalam terhadap rendahnya minat baca dan keterampilan literasi pelajar.
Diketahui, pada tahun 2023, rapor mutu pendidikan di bidang literasi menunjukkan angka yang cukup mengkhawatirkan hanya 44,44%. Fakta ini menjadi cambuk yang memantik langkah strategis dari Kepala Perpustakaan sekolah, yang kemudian melaporkan kondisi tersebut kepada Kepala Sekolah. Hasilnya: lahirlah sebuah tim Inovasi Sekolah yang menyusun program CIRCLE sebagai bentuk aksi nyata.
“Lebih dari sekadar meningkatkan nilai baca, kami ingin membentuk karakter pelajar yang cinta literasi, percaya diri, dan kreatif. Circle ini menjadi ruang eksplorasi bagi mereka,” ungkap Herni Marlinda, S.Pd., M.Pd., Kepala UPT SPF SMPN 15 Makassar, saat dikonfirmasi pada Selasa (29/7/2025).
CIRCLE dirancang dengan pendekatan yang menyenangkan dan interaktif. Pelajar tak lagi dibatasi oleh buku-buku teks berat. Sebaliknya, mereka diajak untuk menulis cerita, mendongeng, membuat komik literasi, hingga membaca puisi di depan teman-teman mereka. Kegiatan-kegiatan ini tidak hanya membangun kemampuan membaca dan menulis, tapi juga melatih kepercayaan diri dan kepekaan sosial.
“Selain itu, kami ingin memberi ruang bagi peserta didik untuk mengeksplorasi minat dan bakat mereka melalui kegiatan yang berbasis literasi. Tidak semua anak suka membaca buku tebal—tapi mungkin mereka suka bercerita, atau membuat ilustrasi. Di sinilah Circle berperan,” tambah Herni Marlinda.
Tujuan utama dari program ini mencakup:
Meningkatkan kemampuan literasi secara signifikan. Membangun kecintaan terhadap literasi di kalangan pelajar. Menumbuhkan rasa percaya diri dalam kegiatan literasi. Memberikan wadah eksplorasi minat dan bakat. Meningkatkan hasil belajar terutama dalam literasi dan numerasi. Membentuk karakter positif: disiplin, tanggung jawab, dan rasa ingin tahu.
“Oleh karena itu, kami mengintegrasikan program ini dengan kurikulum yang ada, agar tidak menjadi beban tambahan, tapi justru menjadi penyemangat baru dalam pembelajaran,” lanjutnya.
Harapannya, Circle menjadi model inovasi yang bisa direplikasi di sekolah lain, tidak hanya di Makassar tapi di seluruh Indonesia. Di era di mana informasi begitu cepat datang dan pergi, pelajar dituntut bukan hanya mampu membaca, tapi juga mampu memahami, mengkritisi, dan menciptakan dari apa yang mereka baca.
“Program ini bukan akhir, tapi awal dari perjalanan literasi yang lebih seru. Kami percaya, pelajar Makassar punya potensi besar untuk bersinar melalui cerita-cerita mereka,” sambung Kepala Sekolah, menutup wawancara dengan semangat.