BN Online, Makassar –Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, menegaskan komitmennya menjaga transparansi dan akuntabilitas dalam setiap perizinan pembangunan di Kota Makassar.
Hal itu turut Ia tegaskan saat menerima audiensi dan pemaparan progres pembangunan kawasan terpadu Tallasa City oleh manajemen PT Parangloe Indah selaku pengembang, di Balai Kota Makassar, Senin (26/08/2025).
Dalam arahannya, Munafri meminta agar seluruh proses perizinan dilakukan secara langsung melalui Dinas Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) tanpa melibatkan pihak ketiga. Menurutnya, langkah ini penting untuk mencegah praktik percaloan maupun keterlibatan oknum yang tidak bertanggung jawab.
Ia menegaskan, bila ada pihak yang menggunakan perantara dalam pengurusan izin, Pemkot Makassar tidak akan segan menghentikan proses perizinannya.
“Jangan ada orang tengah yang mengaku mewakili pemerintah. Semua urusan izin harus direct ke PTSP. Kalau ada yang coba main-main, saya hentikan prosesnya,” tegasnya.
Selain menekankan transparansi perizinan, Munafri juga menyampaikan beberapa arahan penting terkait pembangunan kawasan seluas 700 hektare yang dikembangkan sejak 2002 itu.
“Saya berterima kasih karena sudah datang untuk menyampaikan progres dan planning pembangunan kedepannya. Ada beberapa hal yang juga mau saya sampaikan,” pungkasnya.
Pertama, Jelas Munafri, Pemkot Makassar tengah menyelesaikan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) yang akan menjadi acuan setiap kebijakan pembangunan. Seluruh rencana pengembangan kawasan nantinya, kata Munafri, perlu diselaraskan dengan dokumen tersebut.
Kedua, ia menaruh perhatian khusus pada pengendalian banjir di kawasan Tallasa City. Munafri mengingatkan bahwa kawasan yang berlokasi di Kecamatan Tamalanrea itu merupakan daerah serapan, sehingga dibutuhkan strategi yang matang agar pembangunan tidak memperparah risiko banjir.
Pengolahan sampah juga menjadi salah satu fokus arahan Munafri. Ia meminta agar pengembang menyiapkan sistem pengelolaan sejak awal. Sejalan dengan upaya Pemkot Makassar saat ini yang sedang menggodok pengolahan sampah organik berbasis rumah tangga.
Sehingga potensi volume sampah organik yang bisa diurai tidak lagi menambah beban TPA dan dapat mengurangi potensi penumpukan sampah di kawasan baru.
“Pengolahan ini harus kita lakukan secara bersama sehingga tidak ada lagi sampah-sampah yang ada disana, tidak terkelola sehingga beban TPA itu bisa turun. Kalau kita bisa melakukan itu semua, saya yakin itu bisa teratasi,” urainya.
Selanjutnya, Ia mendorong agar pembangunan Tallasa City memberi dampak ekonomi langsung kepada masyarakat sekitar. Salah satunya dengan mengutamakan tenaga kerja lokal dalam berbagai tahapan proyek Tallasa City.
Terakhir, Munafri mengingatkan pentingnya penyediaan fasilitas sosial dan fasilitas umum (fasos-fasum). Menurutnya, kehadiran fasos-fasum akan memperkuat fungsi Tallasa City sebagai kota mandiri yang terintegrasi dengan Makassar.
Munafri menyebut keberadaan Tallasa City sebagai bagian dari promosi kota di masa depan. Fasilitas modern seperti sport center, convention hall, dan international school di kawasan tersebut dapat menjadi nilai tambah Makassar dalam bersaing menarik event berskala nasional maupun internasional.(*)