BN Online, Makassar—Bunda PAUD Kota Makassar, Melinda Aksa, menekankan pentingnya pemenuhan gizi seimbang bagi anak usia dini sebagai langkah nyata dalam mencegah stunting dan membentuk generasi yang sehat, cerdas, serta berdaya saing.
Hal itu disampaikannya saat membuka kegiatan Pelatihan Pemenuhan Gizi Anak yang diselenggarakan oleh Pokja Bunda PAUD Kota Makassar di Ruang Sipakatau, Balai Kota Makassar, Jumat (10/10/2025).
Dengan mengusung tema “Gizi Seimbang, Anak Sehat dan Cerdas Menuju Makassar Emas”, kegiatan ini dihadiri oleh para Bunda PAUD kecamatan, kepala sekolah PAUD negeri, guru PAUD, organisasi wanita, serta para orang tua siswa.
Dalam sambutannya, Melinda Aksa menuturkan bahwa usia dini merupakan masa emas pertumbuhan anak, di mana seluruh potensi fisik, kognitif, dan emosional berkembang pesat. “Usia 0–5 tahun adalah masa emas yang tidak boleh terlewatkan dalam menanamkan kebiasaan makan bergizi dan pola hidup sehat,” ujarnya.
Ia mengungkapkan, berdasarkan data di Kota Makassar, masih terdapat sekitar 3,2 persen anak yang tergolong stunting. “Karena itu, menurutnya, isu stunting masih menjadi perhatian serius yang harus diselesaikan bersama oleh seluruh elemen masyarakat,” ujarnya.
Menurutnya, tantangan terbesar saat ini adalah kemudahan akses terhadap makanan olahan cepat saji atau ultra-processed food yang semakin banyak dijual dengan harga terjangkau.
“Anak-anak kita bahkan sudah bisa memesan sendiri lewat aplikasi. Karena itu, jangan makan makanan cepat saji di depan anak, karena mereka akan meniru,” pesannya.
Lebih lanjut, Melinda menekankan pola konsumsi keluarga berperan besar terhadap pembentukan kebiasaan makan anak. Ia mencontohkan kebiasaannya di rumah yang menghindari makanan instan.
“Di rumah saya hampir tidak pernah ada makanan ringan atau instan karena orang tua harus menjadi teladan. Jadilah pendidik yang juga menanamkan pola hidup sehat dan pemahaman tentang pentingnya gizi seimbang,” tuturnya.
Melinda juga menyoroti bahaya konsumsi gula berlebih pada anak. Ia menyebut banyak kasus diabetes menyerang usia muda akibat pola makan yang tidak sehat. “Sekarang banyak anak usia dini yang sudah terkena diabetes. Bahkan ada yang di usia 15 tahun sudah harus suntik insulin,” ungkapnya.
Untuk itu, Ia menegaskan komitmennya untuk terus mendorong sinergi antara lembaga PAUD, Dinas Kesehatan, dan masyarakat agar setiap anak Makassar memperoleh haknya atas gizi yang layak dan pendidikan berkualitas.
Ia berharap para peserta pelatihan tidak hanya mendengar, tetapi juga menerapkan ilmu yang diperoleh di rumah.
“Ibu-ibu, kepala sekolah, guru, dan orang tua mari praktikkan apa yang disampaikan para ahli hari ini. Jadilah contoh nyata bagi anak-anak kita,” ujarnya.
Sebagai bentuk dukungan nyata, Melinda Aksa juga menyerahkan secara simbolis paket alat makan dan kebersihan untuk anak dan Taman Kanak-Kanak di tiap kecamatan Kota Makassar.
Dalam kegiatan tersebut, turut hadir dua narasumber yakni Astati Made Amin, Wakil Ketua DPD Persagi Sulsel yang membawakan materi Kebutuhan Gizi Anak untuk 1.000 Hari Pertama Kehidupan.
“Memberikan gizi optimal sejak 1.000 hari pertama kehidupan sangat menentukan pertumbuhan otak dan tubuh anak, sehingga pola makan dan ASI eksklusif harus menjadi prioritas,” ujar Astati.
Sementara dr. Lingga Pradipta menyampaikan materi Membangun Generasi Sehat, Pencegahan Stunting Sejak Dini Menuju Indonesia Emas. “Pencegahan stunting dimulai dari pendidikan gizi di rumah dan sekolah. Kolaborasi antara orang tua, guru, dan tenaga kesehatan sangat krusial,” tekannya.