BN Online, Makassar–-‘Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, menegaskan pentingnya kolaborasi strategis antara Pemerintah Kota Makassar dan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dalam memperkuat sistem pelayanan kesehatan bagi 1,4 juta penduduk Kota Makassar, termasuk warga yang bermukim di wilayah kepulauan.
Hal tersebut disampaikan Munafri saat memberikan sambutan pada Puncak Peringatan Hari Bakti Dokter Indonesia (HBDI) ke-75 yang dirangkaikan dengan Seminar Hukum bertema “Perlindungan Hukum Tenaga Medis dan Strategi Penanganan Kasus Hukum di Era Digital”, yang diselenggarakan oleh Ikatan Dokter Indonesia di Four Points by Sheraton Makassar, Sabtu (20/12/2025).
Dalam sambutannya, Munafri menyampaikan apresiasi kepada seluruh dokter dan tenaga medis yang selama ini menjadi garda terdepan dalam menjaga kesehatan masyarakat Kota Makassar.
Menurutnya, tema HBDI tahun ini, “IDI Berkarya, IDI Membangun Kesehatan Bangsa”, sejalan dengan visi Pemerintah Kota Makassar, dalam menghadirkan layanan kesehatan yang berkualitas, inovatif, dan berorientasi pada kemanusiaan.
Lanjut dia, berkarya bukan sekadar menjalankan rutinitas di rumah sakit atau puskesmas, tetapi bagaimana menghadirkan inovasi medis dan pelayanan yang humanis agar derajat kesehatan masyarakat meningkat secara luas.
“Dokter adalah pilar utama ketahanan kesehatan kita,” tegas orang nomor satu Kota Makassar itu.
Pria yang akrab disapa Appi itu, juga mengingatkan peran besar para dokter dalam situasi krisis, khususnya saat pandemi Covid-19 lalu.
Bahakan, sejarah mencatat, di masa tersulit sekalipun, para dokter berdiri di garis terdepan sebagai benteng pertahanan terakhir dan pahlawan kemanusiaan.
Pada kesempatan tersebut, Munafri membeberkan kebijakan Pemerintah Kota Makassar terkait peningkatan perhatian terhadap tenaga kesehatan yang bertugas di wilayah kepulauan.
Ia menyebutkan, saat ini terdapat sekitar 15 ribu warga yang tersebar di delapan pulau di Kota Makassar yang membutuhkan layanan kesehatan optimal.
“Sebaran tenaga dokter kita memang belum ideal, khususnya di wilayah pulau,” tuturnya.
“Karena itu, setelah melalui diskusi dan kajian, pemerintah kota menetapkan kebijakan khusus bagi dokter dan tenaga kesehatan yang bertugas di pulau-pulau terluar, pulau sedang, dan pulau terdekat,” tambah Munafri.
Dia menegaskan, tenaga kesehatan di pulau akan diberikan perlakuan dan insentif berbeda, sebagai bentuk penghargaan atas pengabdian mereka di wilayah dengan tantangan geografis lebih berat.
Profesi ini sangat penting. Karena itu, insentif bagi tenaga kesehatan di pulau akan kita tingkatkan, seiring dengan pembenahan fasilitas dan infrastruktur kesehatan di wilayah kepulauan.
Saat ini, Kota Makassar memiliki tenaga dokter yang bertugas di 47 puskesmas dan 53 rumah sakit, baik negeri maupun swasta.
Munafri menekankan pentingnya pemerataan layanan agar seluruh warga, baik di daratan maupun pulau, mendapatkan akses kesehatan yang setara.
Lebih lanjut, oleh sebab itu, Appi mengajak IDI Cabang Makassar, untuk terus memperkuat sinergi dengan pemerintah, khususnya dalam percepatan penurunan stunting.
“Peran dokter sangat vital dalam edukasi gizi dan penanganan medis sejak dini. Ini tidak bisa hanya dilakukan pemerintah, harus bersama-sama,” katanya.
Selain itu, ia juga menekankan, pentingnya digitalisasi dan transformasi layanan kesehatan untuk mempermudah akses masyarakat.
Ia mendorong pemanfaatan teknologi dan inovasi layanan kesehatan agar warga Makassar semakin mudah mendapatkan layanan.
Tak kalah penting, Munafri menekankan perlunya edukasi promotif dan preventif kepada masyarakat.
“Kita ingin membangun kesadaran agar masyarakat tidak hanya berobat saat sakit, tetapi hidup sehat agar tidak sakit,” imbuh ketua IKA FH Unhas itu.
Munafri menegaskan bahwa sektor kesehatan memiliki dampak luas terhadap pembangunan daerah, termasuk dalam menarik investasi.
Investor tidak hanya melihat infrastruktur jalan atau bangunan, tetapi juga infrastruktur kesehatan, rumah sakit, dan kualitas dokter.
Jika kesehatan masyarakat kita baik, investasi akan datang, dan pertumbuhan ekonomi akan berjalan.
Politisi Golkar itu menyebutkan, pada tahun 2025 pertumbuhan ekonomi Kota Makassar mencapai 5,39 persen, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan provinsi. Inflasi pun masih terjaga di angka 2,7 persen.
“Stabilitas ini harus kita jaga, target kita ke depan, pendapatan asli daerah harus lebih besar dibandingkan dana transfer pusat. Dan itu tidak lepas dari peran seluruh elemen, termasuk profesi dokter,” jelasnya.
Menutup sambutannya, Munafri berharap IDI terus menjadi organisasi profesi yang solid, menjunjung tinggi kode etik, dan adaptif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi kedokteran.
“Teruslah memberikan pengabdian terbaik dengan hati. Kota Makassar bangga memiliki pejuang-pejuang kesehatan seperti Bapak dan Ibu sekalian,” ucapnya.
“Selamat Hari Bakti dokter Indonesia ke-75. Teruslah berkarya untuk Makassar, teruslah membangun kesehatan bangsa,” sambung Appi, menutup sambutan.










