Kecamatan Biringkanaya Dan 13 Kecamatan Lainnya Di Kota Makassar Kesusahan Air PDAM Imbas 3 IPA Berhenti Beroperasi

BN ONLINE MAKASSAR–PDAM Makassar menyebut 3 Instalasi Pengelolaan Air (IPA) berhenti beroperasi imbas kekeringan dan kadar klorida tinggi. Akibatnya, gangguan suplai air bersih kini terdampak di 14 kecamatan.
IPA yang berhenti beroperasi yakni di IPA 2, IPA 3, dan IPA 4. Adapun wilayah yang dialiri air dari ketiga IPA tersebut yakni Kecamatan Biringkanaya, Bontoala, Makassar, Mamajang, Manggala, Mariso, Panakkukang, Rappocini, Tallo, Tamalanrea, Tamalate, Ujung Pandang, Ujung Tanah, dan Wajo.

“IPA 3 itu sudah sejak hari Kamis itu sebenarnya off. IPA 3 itu, airnya kan sumbernya 2. Sumber airnya IPA 3 dari Leko Pancing yang notabene itu sudah nol, sudah lama. Sudah ada seminggu dua minggu itu air di Leko Pancing sudah kering,” ungkap Kabag Humas PDAM Makassar Idris Tahir kepada detikSulsel, Sabtu (21/10/2023).

 

Idris mengatakan, selain di Leko Pancing, sumber air baku lain untuk membantu suplai di IPA 3 yakni dari Moncongloe di Nipa-nipa juga kini tak bisa digunakan. Saat ini kadar klorida air baku di 2 sumber itu meningkat drastis.

“Terus yang diharapkan itu air dari air Moncongloe di Nipa-nipa yang kita mau ambil selama ini ke IPA 3 dengan IPA 2. Terus Kamis subuh, Kamis pagi itu kadar klorida meningkat drastis, meningkat tajam, akibat air laut pasang lewat dari Sungai Tallo,” tuturnya.

“Kan dia muaranya Sungai Tallo itu. Dia air pasang itu tidak turun-turun, tidak surut-surut. Akhirnya, air itu tidak bisa diambil sebagai air baku karena kadar kloridanya melebihi ambang batas yang dipersyaratkan,” imbuhnya.

Idris menyebut kadar klorida di Nipa-nipa hingga kini masih sangat tinggi. Bahkan kadar kloridanya pernah mencapai 3.000 mg per liter, sementara standar maksimal hanya 500 mg per liter.

“Malah pernah berada di angka sekitar 3.000 mg per liter, sementara yang dipersyaratkan itu maksimal sekali 500. Tinggi sekali, jadi dia off. Karena sumber yang untuk IPA 3 itu untuk Lekopancing dengan Moncongloe sudah tidak bisa digunakan,” ujarnya.

 

Sementara untuk IPA 2, Idris mengatakan ada 2 sumber air baku yang menyuplai, yakni Moncongloe dan Intake Malengkeri dari Sungai Jeneberang. Sumber air baku tersebut sebelumnya masih bisa digunakan namun kini tidak lagi.

“Jadi Intake Malengkiri juga kena, naik klorida juga, karena air pasang yang ada di luar Sungai Jeneberang, yang dari Barombong itu juga naik kloridanya. Jadi, jalan satu-satunya disetop juga produksi di IPA 2 Panaikang,” terangnya.

Begitu pula dengan IPA 4 karena sumber air bakunya berasal dari Sungai Jeneberang. Dua penyuplai yakni dari bendungan karet Intake Maccini Sombala dan Intake Malengkeri dilaporkan mencapai total dissolved solid (TDS) yang tinggi.

“Sumbernya satu, sama-sama Sungai Jeneberang. Tetapi dua tempat mengambil air, itu Intake Maccini Sombala sendiri, yang ada bendungan karet dengan Intake Malengkeri juga ada bendungan karet. Tapi dua-duanya ini kena imbas juga. Laporannya masih sekitar di atas enam ratusan kadar TDS-nya, bukan klorida lagi, TDS mi ini, TDS itu untuk ukuran air bersih,” ucapnya.

 

Untuk diketahui, IPA 2 mencakup wilayah terluas yakni 14 kecamatan. Wilayah yang dimaksud, yakni Kecamatan Biringkanaya, Bontoala, Makassar, Mamajang, Manggala, Mariso, Panakkukang, Rappocini, Tallo, Tamalanrea, Tamalate, Ujung Pandang, Ujung Tanah, dan Wajo

Sementara IPA 3 mencakup wilayah Kecamatan Manggala. Untuk IPA 4 wilayah cakupannya yakni Kecamatan Makassar, Mamajang, Mariso, Rappocini, Tamalate dan Ujung Pandang.

 

Kini tersisa 2 IPA milik PDAM Makassar yang beroperasi imbas kekeringan dan kadar klorida tinggi. Kedua IPA ini hanya menjangkau wilayah selatan dan barat kota.

“Jadi, imbas ini (kekeringan) menyebabkan luasannya pelanggan masyarakat yang kesulitan air ini bertambah,” ujar Idris.(**)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *