Krisi Air di Kota Makassar Kian Parah,Warga Berjibaku Mencari Air Bersih

BN ONLINE MAKASSAR–Akibat kemarau panjang, krisis air di sebagian wilayah Makassar, Sulawesi Selatan, semakain parah. Tak hanya air yang bersumber dari perusahaan daerah air minum, sebagian sumur warga juga kian kering. Kemarau tak hanya berdampak pada air bersih, tetapi juga suhu udara yang kian panas.

 

Dari pantauan di Barawaja, Kecamatan Tallo, Senin (2/10/2023) malam, warga terpaksa berkeliling mencari air bersih. Berbekal jeriken, mereka mendatangi pemilik-pemilik sumur yang masih memiliki air. Pemandangan serupa mudah dijumpai di beberapa wilayah lain yang terdampak kekeringan parah.

 

”Ada yang memberikan gratis dengan jumlah terbatas, ada juga yang menjual airnya. Kalaupun beli, terpaksa saya lakukan karena kebutuhan air sangat mendesak. Air sumur saya sudah kering,” kata Rahmatiah (45), warga Barawaja, Senin

 

Suplai air bersih dari perusahaan daerah air minum (PDAM) ke rumah-rumah warga sejak awal September lalu mulai terbatas. Sebagai gambaran, jika dalam kondisi normal suplai air berkisar 1.250-1.300 liter per detik, saat ini berkurang tinggal 700-900 liter per detik.

 

Hal ini disebabkan semakin berkurangnya debit air dari instalasi pengolahan air (IPA) akibat mengeringnya sungai yang menjadi sumber air baku PDAM Makassar. Dari lima IPA, hampir semua mengalami penurunan debit air. Total debit air dalam kondisi normal dari lima IPA adalah 3.325 liter per detik. Saat ini, debit air berkurang hingga menjadi 2.690 liter per detik.

 

Lima IPA ini adalah IPA Ratulangi, Panaikang. Antang, Maccini Sombala, dan Somba Opu. Kelimanya mengandalkan air dari dua bendung, yakni Bendung Leko Pancing di Maros dan Bendungan Bilibili di Gowa. Sungai Maros menjadi sumber air baku bagi Bendung Leko Pancing dan Sungai Jeneberang untuk Bilibili.

Pantauan pada Bendung Leko Pancing dan Bendungan Bili-Bili beberapa waktu lalu menunjukkan kondisi bendung yang kering dan air jauh menyusut. Ini membuat air tak dapat lagi melewati bangunan pelimpah

 

SUHU PANAS

 

Untuk suplai air bersih ke permukiman warga, tangki-tangki air menjadi solusi sementara. Data Pemerintah Kota Makassar menunjukkan, hingga kini jumlah air yang didistribusikan melalui kendaraan tangki mencapai lebih dari 3,9 juta liter. Jumlah ini meliputi 117.280 jiwa di 8 Kecamatan dan 55 kelurahan. Jumlah ini menunjukkan peningkatan dibanding akhir September lalu.

 

Terkait kondisi cuaca saat ini, melansir data BMKG Wilayah IV Makassar, suhu di Makassar dan sekitarnya kian panas. Rata-rata suhu udara berkisar 19-35 derajat celsius. Panasnya suhu udara diperparah karena minimnya awan.

 

Namun, sejumlah daerah di wilayah utara Sulsel saat ini mengalami hujan ringan. Daerah ini, antara lain, Kabupaten Enrekang, Luwu, Luwu Utara, Luwu Timur, dan Kota Palopo. Selain itu, di Kabupaten Tana Toraja, Toraja Utara, dan Pinrang.

 

”Hal ini karena wilayah utara masuk nonzona musim. Artinya, wilayah ini tidak memilika zona musim. Hujan lebih dipengaruhi oleh faktor lokal dan hampir terjadi sepanjang tahun. Di wilayah ini tidak terlihat jelas perbedaan musim hujan dan musim kemaraunya,” kata Re’kun Matandung, prakirawan BBMKG Wilayah IV Makassar.(**)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *