BN Online, Sulbar—Anggota Komisi IV DPRD Sulawesi Barat, Irfan Pahri, melaksanakan Hearing Dialog salah satu topik utama yang dibahas adalah masalah Limbah Sampah Makanan Sangat Penting Diatasi” . Berlangsung di Tapango Barat .Jumat 21 Maret 2025.
Limbah makanan telah menjadi isu penting yang harus segera diatasi, mengingat dampaknya yang besar terhadap lingkungan, ekonomi, dan kesejahteraan masyarakat.
Irfan Pahri mengungkapkan bahwa sampah limbah makanan tidak hanya berkontribusi pada peningkatan volume sampah yang menumpuk di tempat pembuangan akhir (TPA), tetapi juga mencemari lingkungan, menciptakan polusi, serta meningkatkan emisi gas rumah kaca. Jelas Irfan
Menurut data, hampir sepertiga dari total produksi makanan di dunia berakhir sebagai limbah, yang sebagian besar berasal dari sektor rumah tangga, restoran, serta industri makanan. Limbah makanan yang dibuang begitu saja memperburuk kondisi lingkungan dan memperburuk masalah sampah yang sudah sangat kompleks di Indonesia.
Lebih lanjut, Irfan menyoroti dampak sosial-ekonomi yang ditimbulkan oleh sampah makanan.
“Di saat banyak orang masih berjuang untuk mendapatkan makanan, kita justru membuang makanan dengan jumlah yang sangat besar. Ini adalah ketidakseimbangan yang tidak hanya merugikan ekonomi keluarga, tetapi juga mengabaikan potensi sumber daya alam yang bisa dimanfaatkan dengan lebih bijak,” ungkapnya.
Seringkali, sampah makanan mengandung bahan-bahan organik yang seharusnya dapat diolah menjadi kompos, bioenergi, atau bahkan menjadi bahan baku industri lainnya jika dikelola dengan benar.
Dalam dialog ini, Irfan juga menekankan pentingnya edukasi kepada masyarakat tentang bagaimana cara yang tepat untuk mengurangi, memilah, dan mengelola sampah makanan.
Salah satu langkah penting yang diusulkan adalah penerapan teknologi pengolahan sampah organik yang lebih ramah lingkungan, seperti komposting di rumah tangga dan industri.
“Penting untuk kita semua memahami bahwa mengurangi sampah makanan dimulai dari hal kecil, seperti mengatur porsi makan, memanfaatkan sisa makanan, dan tidak membuang makanan yang masih bisa dimanfaatkan.
Selain itu, kita perlu berkolaborasi dengan sektor bisnis dan pemerintah untuk menyediakan sistem daur ulang yang efisien,” ujar Irfan Pahri.
Salah satu solusi yang disarankan oleh anggota DPRD ini adalah meningkatkan peran serta masyarakat dalam memilah sampah sejak dini.
Pemerintah daerah juga diminta untuk memperkenalkan kebijakan yang mendukung upaya pengurangan sampah, seperti menyediakan tempat sampah terpisah untuk sampah organik dan non-organik di ruang publik serta mendukung program-program yang mengedukasi masyarakat tentang pentingnya pengelolaan sampah secara berkelanjutan.
Selain itu, Irfan juga menyoroti pentingnya kemitraan antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta untuk mengembangkan industri pengolahan limbah yang ramah lingkungan.
“Ini termasuk menciptakan pasar untuk produk-produk yang terbuat dari sampah makanan yang sudah diolah, seperti pupuk organik, energi biogas, atau pakan ternak. Ini akan membuka peluang baru dalam menciptakan lapangan pekerjaan, mengurangi ketergantungan pada impor bahan baku, dan menjaga keberlanjutan alam.” Urai politisi muda Partai Golkar ini.
Lebih jauh lagi, isu sampah limbah makanan ini harus menjadi bagian dari kebijakan lingkungan yang lebih besar, yakni perencanaan pengelolaan sampah berbasis ekonomi sirkular.
Dalam ekonomi sirkular, limbah makanan bukanlah sesuatu yang harus dibuang, tetapi menjadi sumber daya yang dapat diputar kembali untuk menciptakan nilai ekonomi baru, mengurangi ketergantungan pada sumber daya alam yang terbatas, dan mengurangi pencemaran.
Dengan adanya perhatian dan tindakan serius terhadap sampah limbah makanan, diharapkan Sulawesi Barat dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam pengelolaan sampah yang lebih ramah lingkungan.Harap Irfan.
“Sampah makanan bukan hanya masalah individu, tetapi masalah kolektif yang memerlukan perhatian semua pihak. Melalui dialog, edukasi, dan implementasi kebijakan yang tepat, kita bisa mewujudkan lingkungan yang lebih bersih, sehat, dan berkelanjutan,” tutup Irfan Pahri.
Langkah nyata untuk mengurangi sampah limbah makanan adalah kunci bagi masa depan yang lebih baik, di mana kesadaran dan pengelolaan limbah yang efisien akan membawa dampak positif bagi lingkungan, ekonomi, dan kualitas hidup masyarakat Sulawesi Barat. Jelas Irfan.
Hearing Dualog dihadiri Tokoh Tokoh Agama , Tokoh Pemuda Tokoh Adat serta Warga Tapango Barat .