Hearing Dialog di Desa Riso: Mengelola Sampah Jadi Berkah, Bukan Masalah

BN Online, Polman — Dialog interaktif bertajuk “Solusi Kreatif Mengelola Sampah Menjadi Berkah” digelar di Desa Riso, Jumat, 11 Juli 2025. Kegiatan ini merupakan inisiatif Irfan Pahri Putra, anggota Komisi IV DPRD Provinsi Sulawesi Barat, sebagai bentuk kepedulian terhadap persoalan lingkungan yang terus menjadi tantangan di tingkat desa.

Dalam hearing dialog tersebut, Irfan menekankan pentingnya peran serta masyarakat dalam menangani persoalan sampah melalui pendekatan yang lebih kreatif dan solutif. Ia menyampaikan bahwa pengelolaan sampah tak hanya menjadi tugas pemerintah, namun juga memerlukan kesadaran kolektif dan inovasi dari warga desa itu sendiri.

“Sampah bukan hanya masalah, tapi juga peluang jika dikelola dengan baik. Kita dorong inisiatif warga dan kelompok desa untuk mengubah sampah menjadi sumber berkah, seperti kompos, kerajinan daur ulang, hingga bahan bakar alternatif,” ujar Irfan.

Dialog yang berlangsung hangat ini turut melibatkan tokoh masyarakat, pemuda, ibu-ibu PKK, dan pelaku UMKM. Salah satu warga, Nur Aisyah, ibu rumah tangga sekaligus anggota kelompok wanita tani setempat, mengungkapkan antusiasmenya.

“Kalau ada pelatihan dan dukungan alat, kami sangat siap terlibat. Sampah dapur rumah tangga sebenarnya bisa jadi pupuk, tinggal bagaimana kita diberi pengetahuan dan fasilitas,” katanya.

Senada dengan itu, Ardi, pemuda Desa Riso, juga berharap agar kegiatan seperti ini tidak berhenti sebatas dialog.

“Kami ingin ada pendampingan berkelanjutan. Kalau bisa, dibentuk bank sampah desa dan pelatihan rutin supaya kami bisa benar-benar praktik,” ungkapnya.

Menanggapi berbagai masukan, Irfan berkomitmen akan mendorong dinas terkait di tingkat provinsi maupun kabupaten untuk mendukung program pengelolaan sampah berbasis masyarakat di Desa Riso. Beberapa rencana tindak lanjut yang akan diupayakan antara lain pelatihan pengolahan sampah organik dan anorganik, pembentukan bank sampah, serta pengadaan fasilitas pendukung seperti alat pencacah kompos dan tempat pemilahan.

“Ini baru awal. Kami akan kawal agar langkah-langkah lanjutan segera terwujud dan Desa Riso bisa menjadi percontohan desa kreatif dalam mengelola sampah secara mandiri dan berkelanjutan,” tutup Irfan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *