SMPN 4 Makassar Selaraskan Kurikulum dengan Nilai Budaya Sombere lewat Workshop KSP

BN Online, Makassar— UPT SPF SMP Negeri 4 Makassar menggelar Workshop Penyusunan Kurikulum Satuan Pendidikan (KSP) yang bertujuan menyamakan persepsi dalam penerapan nilai-nilai budaya Sombere di lingkungan sekolah. Kegiatan ini berlangsung khidmat dan penuh semangat, dihadiri oleh seluruh jajaran pimpinan, kepala sekolah, guru, staf, serta pegawai SMPN 4 Makassar.

Dalam keterangannya, Kepala UPT SPF SMP Negeri 4 Makassar, Drs. Husain Patta, MM., menyampaikan bahwa kegiatan ini menjadi momentum penting dalam merumuskan arah pendidikan yang tidak hanya berorientasi pada capaian akademik, namun juga membentuk karakter siswa yang berbudaya dan beretika.

“Penyusunan kurikulum tidak bisa dilepaskan dari konteks lokal. Nilai budaya Sombere, yang mencerminkan keramahan, kesantunan, dan rasa saling menghargai, harus menjadi roh dalam setiap proses pembelajaran,” ujarnya tegas.

Lebih lanjut, Drs. Husain Patta menegaskan bahwa implementasi nilai-nilai lokal seperti Sombere bukan sekadar tambahan, melainkan bagian integral dari penguatan Profil Pelajar Pancasila yang kini menjadi arah kebijakan nasional dalam Kurikulum Merdeka.

Selain itu, workshop ini juga membahas strategi dan pendekatan pedagogis yang relevan untuk menyisipkan nilai budaya dalam setiap mata pelajaran, serta penguatan peran guru sebagai agen pembudayaan.

Diketahui, budaya Sombere telah lama menjadi identitas khas masyarakat Makassar, dan kini SMPN 4 Makassar berkomitmen menjadikannya sebagai landasan dalam membentuk lingkungan belajar yang harmonis, inklusif, dan humanis.

Harapannya, seluruh peserta workshop dapat menyelaraskan pemahaman dan langkah strategis dalam implementasi kurikulum yang lebih adaptif dan kontekstual, sekaligus menjadi pionir dalam pendidikan berbasis nilai budaya lokal.

Sambungnya, Kepala Sekolah mengajak semua elemen sekolah untuk tidak hanya memahami secara teoritis, tetapi juga mewujudkan nilai-nilai Sombere dalam praktik sehari-hari baik dalam interaksi antar guru, siswa, maupun dalam layanan administrasi pendidikan.

“Kurikulum yang dirancang dengan hati dan budaya akan menciptakan sekolah yang hidup, bukan hanya tempat belajar, tapi juga tempat tumbuh,” tutupnya penuh makna.

Workshop ini menjadi salah satu langkah nyata SMPN 4 Makassar dalam mendekatkan dunia pendidikan dengan akar budaya lokal, menuju generasi yang cerdas, berkarakter, dan berbudaya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *