BN Online, Makassar– UPT SPF SD Inpres Mariso III Makassar bersama Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia (HWDI) Provinsi Sulawesi Selatan melaksanakan kegiatan We Ring the Bell sebagai bentuk kampanye pendidikan inklusi. Acara ini dihadiri langsung oleh Kepala Dinas Pendidikan Kota Makassar, Achi Soleman, S.STP., M.Si, bersama rombongan, kepala sekolah, guru, serta staf sekolah, Kamis (14/8/2025).
HWDI Sulsel sebagai organisasi sosial masyarakat penyandang disabilitas menegaskan kembali peran penting empat pilar perjuangannya, yakni gender, advokasi, pemberdayaan perempuan penyandang disabilitas, dan pelayanan. Kegiatan ini bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya pendidikan inklusi, agar tidak ada satu pun anak penyandang disabilitas yang tertinggal dalam memperoleh hak pendidikan yang setara.
Momentum kegiatan ditandai dengan aksi simbolis membunyikan lonceng bersama oleh Kadisdik Makassar, para guru, siswa, serta perwakilan HWDI. Suasana penuh semangat dan antusiasme mewarnai aksi ini sebagai komitmen bersama untuk mewujudkan pendidikan inklusif di Kota Makassar.
Penanggung jawab kegiatan, Nia Selestin, mengungkapkan bahwa kegiatan We Ring the Bell bukan hanya seremoni, tetapi juga gerakan nyata untuk membuka ruang kesetaraan bagi anak-anak disabilitas.
Sementara itu, Kepala UPT SPF SD Inpres Mariso III Makassar, St. Nurlia M, S.Pd., menyampaikan apresiasinya kepada seluruh pihak yang terlibat. “Kami berharap kegiatan ini dapat menjadi penguat komitmen sekolah dalam memberikan pelayanan pendidikan yang ramah bagi semua anak, tanpa terkecuali,” ujarnya.
Lebih lanjut, Kadisdik Makassar Achi Soleman menegaskan pentingnya peran sekolah dalam mendukung pendidikan inklusi. “Pendidikan inklusif adalah hak setiap anak. Pemerintah Kota Makassar bersama sekolah-sekolah akan terus bersinergi untuk menghadirkan ruang belajar yang adil, setara, dan berkeadilan bagi semua,” sambungnya.
Diketahui, kegiatan We Ring the Bell merupakan program internasional yang diinisiasi oleh organisasi penyandang disabilitas di berbagai negara, termasuk HWDI di Indonesia, sebagai upaya nyata mengajak semua pihak bergerak bersama.
Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan kesadaran publik mengenai pentingnya pendidikan inklusif semakin meningkat, sehingga seluruh anak, termasuk penyandang disabilitas, dapat menikmati hak pendidikan yang layak dan bermartabat.