Lewat Inovasi Rudalta, SMP Negeri 15 Makassar Tekan Kasus Bullying dan Ujaran Negatif di Sekolah

BN Online, Makassar— Dalam upaya memperkuat pendidikan karakter dan menciptakan budaya sekolah yang beradab, UPT SPF SMP Negeri 15 Makassar meluncurkan inovasi unggulan bertajuk “Ruang Adab Lizan dan Perbuatan” (R U DALTA). Program ini dirancang sebagai ruang pembinaan dan refleksi bagi peserta didik yang terlibat dalam ujaran maupun perbuatan negatif, sekaligus menjadi sarana penanaman nilai-nilai karakter positif di lingkungan sekolah.

Kepala UPT SPF SMP Negeri 15 Makassar, Herni Marlinda, S.Pd., M.Pd., menjelaskan bahwa lahirnya R U DALTA berlandaskan semangat berbagai regulasi nasional dan daerah tentang penguatan pendidikan karakter. Di antaranya Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2017 tentang Inovasi Daerah, Permendikbud Nomor 20 Tahun 2018, serta Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter (PPK).

“Rudalta hadir sebagai respons nyata terhadap meningkatnya ujaran negatif, kasus perundungan verbal maupun nonverbal di sekolah. Kami ingin menanamkan kesadaran bahwa kata dan perbuatan memiliki nilai moral yang harus dijaga,” ujar Herni Marlinda, pada Senin 29 September 2025.

Fenomena perilaku negatif di kalangan pelajar menjadi isu yang tak hanya bersifat lokal, tetapi juga nasional dan global. Berdasarkan catatan guru BK dan wali kelas, kasus bullying, ejekan verbal, hingga perkelahian antar siswa masih sering ditemukan di lingkungan SMP Negeri 15 Makassar. Kondisi ini diperparah oleh perubahan sosial dan perkembangan teknologi yang membuat ujaran negatif semakin mudah tersebar.

Secara lokal, tantangan terbesar muncul dari latar belakang sosial keluarga peserta didik di wilayah pinggiran kota yang masih minim figur teladan dan kontrol lingkungan yang kuat.

Inovasi dan Metode Rudalta

Rudalta menjadi inovasi strategis yang berfokus pada transformasi perilaku dan adab komunikasi siswa. Program ini diawali dengan pelaporan kasus pelanggaran oleh guru BK kepada kepala sekolah, diikuti koordinasi lintas bagian — mulai dari wakil kepala sekolah hingga seluruh stakeholder — untuk mencari solusi yang tepat.

Peserta didik yang melakukan pelanggaran diarahkan ke Ruang Adab Lizan dan Perbuatan, tempat mereka mendapatkan pembimbingan dari guru atau pegawai sekolah. Di ruangan ini, siswa diajak merenungi kesalahan, memahami dampaknya, dan menumbuhkan kesadaran diri untuk tidak mengulangi perilaku negatif tersebut.

Sejak diterapkannya R U DALTA pada tahun ajaran 2024–2025, tercatat penurunan signifikan dalam kasus bullying verbal dan nonverbal di sekolah. Menurut laporan guru BK, frekuensi penggunaan kata-kata kasar, sindiran, serta ejekan di lingkungan sekolah menurun tajam.

Beberapa keunggulan utama R U DALTA antara lain:
1. Deteksi dini masalah melalui laporan cepat dari siswa maupun guru. 2. Pendekatan pembinaan berbasis kesadaran, bukan hukuman. 3. Penanaman karakter dan nilai adab komunikasi positif.4. Pembentukan budaya sekolah yang santun dan empatik.

Perubahan Nyata di Sekolah

Program ini juga berdampak langsung pada perubahan perilaku siswa. Kini, peserta didik lebih terbiasa menggunakan bahasa yang sopan dan membangun. Konflik internal menurun, empati meningkat, dan suasana sekolah menjadi lebih harmonis.

“Kami ingin menjadikan SMP Negeri 15 Makassar sebagai contoh sekolah yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga berkarakter, beradab, dan beretika,” tambah Herni Marlinda.

Lebih lanjut, ia berharap inovasi ini dapat menular ke sekolah-sekolah lain di Makassar sebagai bagian dari gerakan bersama dalam mewujudkan pendidikan beradab dan berkarakter bangsa.

Tak hanya itu, keberadaan R U DALTA juga memperkuat citra sekolah sebagai lembaga pendidikan yang adaptif terhadap perubahan sosial, namun tetap berpegang pada nilai-nilai moral dan kemanusiaan.

Diketahui, inovasi R U DALTA telah mendapat perhatian positif dari Dinas Pendidikan Kota Makassar sebagai langkah konkret dalam mendukung Program Strategis Kota Makassar yang menekankan penguatan karakter dan budaya positif di lingkungan pendidikan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *