Peringati Hari Sumpah Pemuda , PATBM dan FAD Desa Jelantik Adakan Lomba Desain Poster

Peringati Hari Sumpah Pemuda , PATBM dan FAD Desa Jelantik Adakan Lomba Desain Poster

Bidik Nasional.id – Lombok Tengah – Hari Sumpah Pemuda merupakan salah satu peringatan momen sejarah pergerakan kemerdekaan Indonesia. Banyak hal dilakukan oleh masyarakat dalam memperingati Hari Sumpah Pemuda, tak terkecuali oleh perlindungan anak terpadu berbasis masyarakat (PATBM) dan Forum Anak Desa (FAD) Desa jelantik kecamatan jonggat Lombok tengah.

PATBM dan FAD mengadakan lomba desain poster yang mengangkat tema   STOP kekerasan pada anak,kekerasan seksual berbasis Gender, pada 29/10/2023

Melibatkan pemuda/i dan siswa/i MTS,MA,dan SMK yang ada di desa jelantik PATBM dan FAD Desa Jelantik  menggelar  Lomba desain poster yang mengangkat tiga isu yaitu pencegahan perkawinan anak,kehamilan remaja, kekerasan berbasis gender dan seksual.

Ketua PATBM Istilam menjelaskan tujuannya mengangkat tiga isu  tersebut  supaya pemuda/i  dimasing- massing dusun bisa  memahami bagaimana bahayanya perkawinan anak kehamilan remaja ,kekerasan berbasis gender.

Ajang ini juga dijadikan sosialisasi kepada pemuda dan remaja yang ada di desa jelantik bahayanya perkawinan anak,kehamilan remaja dan kekerasan seksual berbasis gender.

Lomba desain poster sendiri dimulai seminggu yang lalu sebelumnya kami panitia sudah melakukan penyebaran pamflet dan sebagainya dan kemaren hari Sabtu kami rekap dan melakukan penilaian dan hari ini adalah pengumuman pemenangnya

” dalam penilaiannya Kami melakukan scan di google hasil desain setiap peserta untuk menghindari banyak plagiasi yang dilakukan oleh peserta”

Mariadi berharap kedepan supaya PATBM dan FAD mampu  mensosialisasikan di sekolah-sekolah dan menggandeng semua kepala dusun yang ada di desa jelantik sehingga sinergi dan komunikasi kita bisa berjalan,

lanjut Mariadi supaya kedepan PATBM ini juga mampu mengedukasi pemuda/i jauh lebih bagus dan lebih bijak dalam bermedia sosial maupun pergaulan sehingga kedepan desa jelantik bebas dari perkawinan anak , kehamilan remaja, dan kekerasan berbasis gender ,.tutupnya.(BN.JJF)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *