UPT SPF SDI Bitoa Makassar Gelar Kegiatan P5 Market Day, Siswa Belajar Langsung Konsep Ekonomi dan Kewirausahaan

BN Online  Makassar,— UPT SPF SD Inpres Bitoa Makassar menyelenggarakan kegiatan P5 Market Day yang melibatkan seluruh siswa kelas 4 A dan B di bawah bimbingan guru kelas Nurhilda Apriani, S.Pd., dan Tahir, S.Pd. Kegiatan ini digelar sebagai bagian dari implementasi Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dengan tema “Kewirausahaan, Selasa 27 Mei 2025.

Acara ini berlangsung meriah dan dihadiri oleh Kepala Sekolah Muh. Ikbal, S.Pd., para guru, seluruh siswa, orang tua siswa, serta pihak sekolah lainnya. Dalam sambutannya, Kepala UPT SPF SDI Bitoa Makassar menyampaikan bahwa Market Day dirancang untuk mengajarkan konsep-konsep ekonomi dan kewirausahaan kepada siswa melalui pengalaman langsung dan menyenangkan.

“Market Day melibatkan siswa dalam merencanakan, menyiapkan, dan menjalankan sebuah pasar mini di lingkungan sekolah. Mereka bertindak sebagai penjual yang menawarkan berbagai produk atau jasa kepada teman-teman, guru, dan orang tua yang hadir,” ujar Muh. Ikbal, S.Pd.

Lebih jauh, beliau menjelaskan bahwa kegiatan ini menuntut siswa untuk melaksanakan berbagai tugas, mulai dari riset pasar, pengembangan produk, strategi pemasaran, hingga pengelolaan keuangan sederhana.

“Ada beberapa manfaat penting yang dapat diambil dari kegiatan ini, seperti pemahaman tentang proses jual-beli, kerja sama tim, serta pengembangan keterampilan komunikasi dan kreativitas siswa,” tambahnya.

Karena itu, kegiatan Market Day bukan hanya menjadi sarana belajar, tetapi juga menjadi ajang untuk melatih mental wirausaha sejak dini dalam suasana yang menyenangkan dan mendidik.

“Harapan kami, kegiatan ini dapat menumbuhkan jiwa wirausaha dan semangat kolaborasi siswa. Semoga apa yang mereka pelajari hari ini bisa menjadi bekal penting di masa depan,” sambung Muh. Ikbal, S.Pd.

Acara ditutup dengan antusiasme tinggi dari para pengunjung pasar mini yang dibuat siswa, yang menawarkan aneka produk mulai dari makanan ringan buatan sendiri, kerajinan tangan, hingga jasa permainan edukatif. Kegiatan ini menjadi bukti nyata bagaimana pembelajaran kontekstual dapat memberikan pengalaman bermakna bagi siswa.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *