Pesantren Kilat SDN Kakatua Makassar, Bentuk Pembinaan Keimanan Pasca Ujian

BN Online, Makassar – UPT SPF SDN Kakatua Makassar kembali menggelar kegiatan Pesantren Kilat sebagai bentuk pembinaan keagamaan bagi para siswa setelah pelaksanaan Sumatif Akhir Semester (SAS) II. Kegiatan ini menjadi agenda rutin yang bertujuan menanamkan nilai-nilai dasar Islam dan memperkuat keimanan serta akhlak siswa, Senin (23/6/2025).

Pelaksanaan pesantren kilat ini melibatkan berbagai materi keagamaan seperti tata cara wudhu dan salat, hafalan doa sehari-hari, kisah teladan nabi, serta praktik ibadah harian. Kegiatan tersebut juga dikemas dengan cara yang menarik dan menyenangkan agar mudah diterima oleh peserta didik tingkat sekolah dasar.

Kepala UPT SPF SDN Kakatua Makassar, Nur Azizah, S.Pd., M.Pd., menyampaikan bahwa kegiatan ini sangat penting untuk membentuk karakter Islami sejak dini.

“Pesantren kilat ini bukan hanya sekadar rutinitas pasca ujian, tetapi juga merupakan sarana mendidik siswa agar lebih memahami ajaran Islam secara menyeluruh,” jelasnya.

Lanjutnya, kegiatan ini juga menjadi ajang mempererat kebersamaan antar siswa dan guru, sekaligus memperkenalkan nilai-nilai spiritual dalam kehidupan sehari-hari.

“Kami kemas kegiatan ini dengan menyenangkan agar siswa tidak merasa bosan. Ada permainan edukatif, kuis Islami, serta sesi praktik ibadah yang mereka ikuti dengan antusias,” tambah Nur Azizah.

Diketahui, kegiatan ini diikuti oleh seluruh siswa kelas 1 hingga kelas 6, dengan pendampingan guru dan panitia yang telah disiapkan khusus. Setiap sesi dilaksanakan secara bergiliran dengan memperhatikan tingkat usia dan kemampuan siswa.

Harapannya, dengan kegiatan pesantren kilat ini, siswa dapat lebih mengenal ajaran Islam sejak dini serta mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, baik di sekolah maupun di lingkungan rumah.

Sambungnya, kegiatan semacam ini akan terus dikembangkan dan disesuaikan agar makin relevan dengan perkembangan zaman dan kebutuhan siswa.

“InsyaAllah, ke depan kita akan terus berinovasi dalam metode pembelajaran keagamaan agar siswa semakin mencintai nilai-nilai Islam,” tutupnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *