BN Online, Pasangkayu–SMP Astra Makmur Jaya (AMJ) yang menjadi binaan PT Letawa tak pernah berhenti berkreasi dan berinovasi. Sebagai sekolah yang berlokasi di tengah areal perkebunan kelapa sawit PT Letawa, sudah menjadi panggilan jiwa untuk berkarya dengan memanfaatkan dan memaksimalkan potensi lokal. Sekolah dengan motto Sekolahnya Sang Juara ini selalu melakukan terobosan baru yang sangat menggugah dan inspiratif. Hal ini dapat dilihat dari berbagai terobosan yang dilakukannya seperti halnya kali ini, SMP AMJ mengeksplorasi limbah dari perkebunan kelapa sawit. Fokusnya adalah peningkatan nilai ekonomis lidi kelapa sawit.
Selama ini lidi kelapa sawit hanya tergeletak begitu saja di dalam blok sawit. Meskipun ada yang memanfaatkan, namun hanya sebatas membuat sapu lidi saja. Padahal jika kita telusuri lebih dalam, lidi kelapa sawit dapat diproses lebih lanjut menjadi beragam jenis kerajinan tangan yang bernilai ekonomis tinggi. Atas dasar itulah, sekolah yang dipimpin oleh Bapak Adi Dasuki, S.Pd ini menghelat kegiatan “Lomba Kerajinan Tangan dengan bahan dari Lidi Sawit”.
“Kami mengadakan Lomba Kerajinan Tangan dengan Bahan dari Lidi Sawit ini didasarkan atas banyaknya lidi sawit yang tersedia di perkebunan dan besarnya potensi ekonomi yang dikandung oleh lidi kelapa sawit. Lomba yang melibatkan siswa SMP Astra Makmur Jaya ini diharapkan kedepannya mampu melatih daya kreativitas siswa, kepekaan siswa terhadap potensi lingkungan sekitar, dan menjadi pelopor bagi masyarakat luas agar turut serta meningkatkan nilai ekonomis lidi sawit guna menambah pundi-pundi rupiah bahkan dollar”, ujar Adi Dasuki usai penyerahan hadiah lomba di lobi SMP Astra Makmur Jaya, Jumat (25/09/2020).
Adi Dasuki menambahkan, kegiatan lomba kerajinan tangan ini juga merupakan salah satu bentuk aplikasi dan pengembangan dari mata pelajaran muatan lokal (mulok) Pendidikan Lingkungan Kebun Kelapa Sawit (PLKS) dimana diterapkan di seluruh sekolah binaan Yayasan Astra Agro Lestari.
Lebih jauh Adi Dasuki menjelaskan bahwa lomba kerajinan tangan ini dibuka mulai tanggal 7 hingga 21 September 2020 dimana Lomba diikuti secara individu. Ia jugam menjelaskan, Siswa yang mengikuti perlombaan ini diminta untuk merekam proses pembuatan dari awal hingga akhir dalam bentuk video berdurasi maksimal 5 menit lalu video dikirimkan kepada wali kelas masing-masing dan setiap wali kelas memilih lima karya terbaik untuk dinilai oleh tim dewan juri dimana tim dewan juri dalam perlombaan ini terdiri dari Ibu Hadiana, S.E. (Guru Pembina), Ibu Andi Rosma, S.Pd. (Kepala TK Sari Wiwit) dan dirinya sendiri selaku Kepala SMP AMJ.
“Hari ini, Jumat 25 September 2020, adalah hari yang ditunggu-tunggu oleh 29 peserta lomba kerajinan dengan bahan lidi sawit. Berdasarkan hasil penilaian dewan juri, maka ditetapkanlah tiga pemenang diantaranya Juara I diraih oleh Dial Fakih Fauzi (VII-B), Juara II diraih oleh Ibram Rahalang (VII-D) dan Juara III diraih oleh Agung Kaia (VII-A). Atas pencapaiannya, para juara diberikan hadiah uang pembinaan sebesar Rp 450.000,00; Rp 350.000,00; dan Rp 200.000, 00. Hadiah diserahkan oleh dewan juri dengan tetap mematuhi protokol kesehatan Covid-19″, ungkapnya.
Sementara itu salah satu Siswa SMP AMJ, Fauzi, saat ditemui mengaku sangat antusias ketika mendapatkan informasi lomba tersebut. Setelah mendapatkan izin dan restu orang tuanya, ia langsung menyiapkan bahan dan peralatan.
Remaja kelahiran Bone, 3 September 2007 ini memilih membuat miniatur kapal Pinisi dimana ia memerlukan waktu kurang lebih 14 jam untuk mengerjakannya, dari mencari bahan lidi sawit sampai tahap finishing yang dicicilnya selama tujuh hari.
Fauzi menjelaskan bahwa dirinya memilih membuat kapal Pinisi karena saya ia ingin melestarikannya. Dimana menurutnya sudah menjadi sebuah kewajiban sebagai putra daerah Sulawesi Selatan (Sulsel) untuk ikut serta melestarikan kebudayaan daerah asalnya hingga melalui karya kerajinan tangan ini ia berharap dapat mengingatkan dan mengajak generasi muda untuk tidak melupakan warisan nenek moyang yang menurutnya Kapal Pinisi bukan hanya milik Sulsel saja namun Kapal Pinisi adalah milik Indonesia dan Wajib dilestarikan.
“Saya sangat senang dinyatakan sebagai Juara I dalam lomba kerajinan tangan dengan bahan dari lidi sawit. Semoga kedepannya lomba seperti ini bisa terus diselenggarakan. Lomba ini sangat baik untuk melatih kreativitas dan melestarikan budaya Indonesia”, harapnya.
Lebih jauh Putra dari Bapak Jamaluddin ini menyatakan bahwa dirinya akan terus mengembangkan kreativitasnya memanfaatkan lidi kelapa sawit. Ia juga siap menerima pesanan apabila di kemudian hari ada yang berminat memiliki miniatur kapal Pinisi dan dirinya yakin bisa mengerjakan lebih cepat dari sebelumnya. (E Syam)
Editor : | BN Online | Dny